Sabtu, 04 Mei 2013

Fenomena akun @Bukan1TJ. Analisis ringan



Assalamu’alaikum.
Ditengah kesibukan dengan skripsi yang mumet., rehat sebentar sekaligus mengeluarkan apa yang ada di pikiran melalui blog ini.

Dalam tulisan ini, aku mencoba menganalisis akun @Bukan1TJ, sebuah akun twitter (pasti pada main twitter), yang baru muncul beberapa hari ini. Cukup menarik untuk dibahas, bukan siapa dibalik akun ini, tetapi ada beberapa yang menarik yang aku temukan terkait dengan akun ini dan sepak terjangnya di twitter.

Pertama. Pertanyaannya mengapa namanya @Bukan1TJ? Pada awal kemunculannya sih bernama @BukanITJ (huruf i), ternyata di-suspended oleh twitter mungkin karena banyak banyak yang report as spam, hehehe, lalu beberapa jam kemudian  muncul lagi @Bukan1TJ (angka satu). Pikir aku, ni adminnya niat amat berarti hehehe. Kalau tidak ada sesuatu dibelakangnya, ga mungkin “seniat” ini. Ada apa hayo? J

ITJ, bagi pengguna sosial media sudah paham lah, kependekan dari #IndonesiaTanpaJIL, sebuah gerakan dakwah kreatif, yang mempunyai tujuan untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang bahaya Jaringan Islam Liberal dan menyuarakan Islam yang bener2 sesuai dengan Al Qur’an dan Hadits. Gerakan ITJ yang muncul pertama di twitter pada Februari 2012 saat ini sudah bergerak di puluhan kota besar di Indonesia dan melakukan aksi2 dakwah beragam. Lalu mengapa pada Mei 2013, setahun setelah muncul ITJ, muncul akun @Bukan1TJ?

Jumat, 26 April 2013

Aku, Uje dan #IndonesiaTanpaJIL


“Cukuplah kematian  sebagai pemberi nasihat dan pelajaran” – Amr bin Yasir RA

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

 Tulisanku ini diperuntukkan untuk diriku, untuk sahabat-sahabatku, khususnya sahabatku di #IndonesiaTanpaJIL. Dan terlebih pula teriring doa untuk Ustadz Jefry Al Buchori Allahuyarham yang wafat pada hari Jum’at, 26 April 2013, di sepertiga malam terakhir.

Pagi hari, pukul 06.00, ketika ku buka hapeku, ada 6 pesan yang masuk dengan isi berita yang sama, yaitu berita wafatnya Ust. Jefry Al Buchori (Uje), pukul 02.00 dikarenakan kecelakaan kendaraan bermotor. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Pikiranku pun langsung berkelebat, mengingat-ingat beliau, walaupun aku belum pernah bertemu, namun ada sesuatu yang harus aku tuangkan dalam tulisan ini. Untuk diriku, untuk mu dan untuk kita semua.

Ketika mendengar berita kematian beliau akibat kecelakaan saat mengendarai motor, aku teringat kisahku 17 Februari tahun lalu. Aku mengalami pengalaman serupa yaitu kecelakan berkendara di Yogyakarta. Waktu itu, aku baru saja pulang dari sebuah sekolah di Bantul. Ketika melewati jalan besar, ada pengendara yang ingin memotong jalan masuk ke lajur kanan. Kupikir dia akan berhenti, ternyata dia tetep masuk mengambil jalur kendaraanku dan tabrakan pun tak dapat dihindari. Alhasil, kaki kiriku robek, kepalaku terbentur keras di aspal dan Alhamdulillah aku masih mengenakan helm walau helmku retak di bagian belakang. Saat itu, berulang aku beristighfar dan bertakbir, aku masih sadar dan dapat berdiri sambil dibantu oleh masyarakat sekitar dan segera dibawa ke rumah sakit. Aku pun mendapatkan “oleh-oleh” 7 jahitan dilutut kiri.

Kamis, 09 Agustus 2012

Jawaban atas Blog Dian Paramita (Bagian 1)


Assalamu’alaikum warrahamatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, akhirnya blog ini update juga hehehe. Untuk materi blog ini, saya akan menjawab sebuah tulisan oleh Dian paramita disini

Mengapa saya perlu menjawab tulisan dia? Ada dua alasan:
1.      Dengan dalil Al Qur’an Surat Al Hujuraat ayat 6 yang berisi barang siapa yang mendengar berita dari kaum fasik maka periksalah dengan teliti.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
(QS Al Hujuraat : 6)
2.      Pertanggungjawaban intelektualitas saya ketika membawakan materi tentang Anatomi JIL di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, pada hari Jum’at, 8 Juni 2012. Karena ini diadakan di wadah resmi dan menjunjung tinggi intelektualitas dan almamater saya, maka dirasa perlu dan wajib untuk melakukan  jawaban dan klarifikasi atas tulisan dari saudara Dian Paramita itu.