Minggu, 25 Desember 2011

NASIHAT BAGI PEMUDA MUSLIM DAN PENUNTUT ILMU

Oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani

Pertama-tama aku menasihatimu dan diriku agar bertakwa kepada Allah Jalla Jalaluhu, kemudian apa saja yang menjadi bagian/cabang dari ketakwaan kepada Allah Tabaarakan wa Ta'ala seperti :

[1]. Hendaklah kamu menuntut ilmu semata-mata hanya karena ikhlas kepada Allah Jalla Jalaluhu, dengan tidak menginginkan dibalik itu balasan dan ucapan terima kasih. Tidak pula menginginkan agar menjadi pemimpin di majelis-majelis ilmu. Tujuan menuntut ilmu hanyalah untuk mencapai derajat yang Allah Jalla Jalaluhu telah khususkan bagi para ulama. Dalam firmanNya.

"Artinya : ... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ...?" [Al-Mujaadilah : 11]

[2]. Menjauhi perkara-perkara yang dapat menggelincirkanmu, yang sebagian " Thalibul Ilmi" (para penuntut ilmu) telah terperosok dan terjatuh padanya.

Diantara perkara-perkara itu :

[a] Mereka amat cepat terkuasai oleh sifat ujub (kagum pada diri sendiri) dan terpedaya, sehingga ingin menaiki kepala mereka sendiri.

[b] Mengeluarkan fatwa untuk dirinya dan untuk orang lain sesuai dengan apa yang tampak menurut pandangannya, tanpa meminta bantuan (dari pendapat-pendapat) para ulama Salaf pendahulu ummat ini, yang telah meninggalkan "harta warisan" berupa ilmu yang menerangi dan menyinari dunia keilmuan Islam. (Dengan warisan) itu jika dijadikan sebagai alat bantu dalam upaya penyelesaian berbagai musibah/bencana yang bertumpuk sepanjang perjalanan zaman. Sebagai mana kita telah ikut menjalani/merasakannya, dimana sepanjang zaman itu dalam kondisi yang sangat gelap gulita.

Minggu, 18 Desember 2011

Bukan Sekedar Pembelaan

Bukan Sekedar Pembelaan, ini judul yang sengaja saya pilih, ditulis dengan campuran segala emosi mulai dari marah, sedih, gembira, miris dan lain2. karena isi dari tulisan ini nantinya bukan sekedar pembelaan tetapi berusaha membuka mata kita untuk melihat lebih jernih dalam memahami sebuah persoalan. kalau ada nama-nama yang saya catut dalam tulisan ini, saya minta ijin sebelumnya, dan memang saya ingin membuka selebar-lebarnya permasalahan ini. Cerita ini sudah agak lama, dan saya pun malas untuk mengungkapkannya lagi...tetapi, masih ada saja orang yang suka membuka luka lama, entah maksudnya apa..yang jelas., nikmati saja tulisan saya ini..





26 November 2011, sore hari, kabar duka muncul di negeri Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, jembatan yang berdiri di atas Sungai Mahakam, menghubungkan Samarinda-Tenggarong dan Tenggarong Seberang menjadi nadi daerah itu rubuh hanya dalam waktu 30 detik. Jembatan yg harusnya bisa bertahan lebih dari 50 tahun, ternyata hanya sangguo bertahan kurang dari 10 tahun saja. menyedihkan.

Tentu saja, musibah tersebut menimbulkan korban jiwa, karena di sore itu, kendaraan yang melewati jalan itu sangatlah padat, ditambah pula jembatan itu memang sedang diperbaiki, sehingga kekuatan untuk menopang sekian banyak kendaraan berkurang dan mengakibatkan ambruk.

Saya yang pada saat kejadian itu berada di Jogja, mengetahui hanya melalui sosial media yaitu twitter (@aspin4565), sontak kaget, Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. lalu mulai mencari berita ke kawan-kawan, keluarga di Samarinda, dan media berita online. ALhamdulillah tidak ada dari keluarga saya yang menjadi korban. tetapi dari berbagai berita, ada puluhan yang terluka, dan puluhan pula orang yang belum diketahui kabarnya, entah tenggelam/menghilang. bener2 sebuah musibah besar di tanah Borneo. :(

Sabtu, 17 Desember 2011