Minggu, 18 Desember 2011

Bukan Sekedar Pembelaan

Bukan Sekedar Pembelaan, ini judul yang sengaja saya pilih, ditulis dengan campuran segala emosi mulai dari marah, sedih, gembira, miris dan lain2. karena isi dari tulisan ini nantinya bukan sekedar pembelaan tetapi berusaha membuka mata kita untuk melihat lebih jernih dalam memahami sebuah persoalan. kalau ada nama-nama yang saya catut dalam tulisan ini, saya minta ijin sebelumnya, dan memang saya ingin membuka selebar-lebarnya permasalahan ini. Cerita ini sudah agak lama, dan saya pun malas untuk mengungkapkannya lagi...tetapi, masih ada saja orang yang suka membuka luka lama, entah maksudnya apa..yang jelas., nikmati saja tulisan saya ini..





26 November 2011, sore hari, kabar duka muncul di negeri Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, jembatan yang berdiri di atas Sungai Mahakam, menghubungkan Samarinda-Tenggarong dan Tenggarong Seberang menjadi nadi daerah itu rubuh hanya dalam waktu 30 detik. Jembatan yg harusnya bisa bertahan lebih dari 50 tahun, ternyata hanya sangguo bertahan kurang dari 10 tahun saja. menyedihkan.

Tentu saja, musibah tersebut menimbulkan korban jiwa, karena di sore itu, kendaraan yang melewati jalan itu sangatlah padat, ditambah pula jembatan itu memang sedang diperbaiki, sehingga kekuatan untuk menopang sekian banyak kendaraan berkurang dan mengakibatkan ambruk.

Saya yang pada saat kejadian itu berada di Jogja, mengetahui hanya melalui sosial media yaitu twitter (@aspin4565), sontak kaget, Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. lalu mulai mencari berita ke kawan-kawan, keluarga di Samarinda, dan media berita online. ALhamdulillah tidak ada dari keluarga saya yang menjadi korban. tetapi dari berbagai berita, ada puluhan yang terluka, dan puluhan pula orang yang belum diketahui kabarnya, entah tenggelam/menghilang. bener2 sebuah musibah besar di tanah Borneo. :(


Saya sebagai putra daerah asli Samarinda, yang bertetannga dengan Tenggarong Kutai Kertanegara juga turut prihatin akan pristiwa ini, dan meminta kepada kawan2 saya di sosial media itu untuk bersama-sama berdoa keluarga yang ditinggalkan mendapat kesabaran dan korban yang belum ditemukan segera ditemukan serta permasalahan jembatan ini selesai dengan cepat.

Tak dinyana tak dikira, malam harinya, saya mendapat mention dari seorang teman yang memiliki askun twitter @stiq_bal yang isinya seperti ini:


isinya : @aspin4565 @gatse8 @PKSJerman @hafidz_ary ngomong2 bendera PKS udh berkibar belum di Jembatan Kutai? Pasti udah ya?

disaat suasana yang lagi kacau pada malam itu, saya terkaget dengan tuit ini, "maksudnya apa?" itu dalam pikiran saya. dan saya pun membalas tuit beliau itu dengan bertanya "sudah pernah kesana mas?" dan apa yang dijawab oleh teman saya Iqbal ini?


dia berkata: @aspin4565 hubungan saya pernah kesana atau engga apaan ya sama bendera partai yang jelas berkibar di sana?

Hati saya menjadi panas, wajar, jika sebuah tuduhan dialamatkan ke saya dan sebuah kelompok yang secara jujur saya menjadi bagian didalamnya walau tidak secara struktur yaitu Partai Keadilan Sejahtera. dan tuduhan itupun tidak disertai dengan bukti nyata serta tidak jelas motif dibelakang tuit tersebut maksudnya apa. ditambah pula, dia membuat tuit tersebut tidak dalam situasi yang tepat dan kepada orang yang tidak tepat pula.

Saya tidak yakin, apakah Mas Iqbal tersebut tahu saya asli dari mana, dan saya yakin pula Mas Iqbal belum pernah ke Kalimantan Timur, bahkan tahunya di Tenggarong ada jembatan itu juga hanya lewat berita saja. tetapi mari kita analisis saja secara lebih jelas dan gamblang.

pertama, dari segi motif. jika mas Iqbal membuat tuit tersebut karena masalah pribadi, saya pikir tidak. karena saya dan mas Iqbal tidak mempunyai masalah pribadi apapun, ya sempat juga sih berdebat di twitter, tetapi kami sudah saling paham dan mema'afkan. lalu dengan orang2 lain yang dimention mas Iqbal lainnya, saya yakin juga tidak ada masalah pribadi. kalaupun ada, kenapa saya dilibatkan? berarti motif masalah pribadi itu tidak ada.

Kedua, motif permasalahan dengan PKS, di tuit awal, dia bilang PKS sudah memasang memasang bendera di jembatan kutai. kalau Mas Iqbal punya masalah pribadi dengan PKS, ya silahkan mention langsung ke PKSnya, mengapa harus lewat personal. berarti ada ketidakkonsistenan disini. antara masalah pribadi atau jama'ah.? inipun menjadi tidak jelas.

Sepanjang saya mengenal mas Iqbal hanya lewat tuit2nya, mas Iqbal ini sangat membenci yang namanya Demokrasi, sebuah sistem yang tidak cocok dengan Islam. bahkan di cap sebagai sistem thogut, dan apabila ada dari manusia yang berada dalam sistem tersebut, maka dinyatakan sebagai musyrik. begitu pula PKS, yang mengaku sebagai partai dakwah, namun berada dalam sistem thogut, sehingga kebencian mas Iqbal kepada PKS termasuk orang2 yang ada didalamnya begitu kuat dan mengakar sehingga beliau pun membuat tuit tersebut. Entah tuit tersebut sebagai sebuah olokan, sindiran atau apapun saya tidak paham. Hanya Mas Iqbal dan Allah yang tahu. tetapi dari kacamata saya selaku orang biasa, tuit tersebut mengandung tuduhan, sindiran bahkan juga hinaan yang jelas tidak berdasar.

Kenapa saya nyatakan tidak berdasar? pada siang harinya setelah saya menerima jawaban dari Mas iqbal, saya menyebarkan sebuah broadcast message melalui blackberry sata kepada seluruh kontak BB saya dimana sekitar 150an kawan saya di Samarinda. isinya untuk meminta informasi apa benar di sekitar Jembatan Kutai yang rubuh tersebut terdapat bendera PKS atau tidak. setelah Broadcast itu menyebar, hanya sekitar 4-5 orang saja yang merespon broadcast saya, dan bertanya mengapa, lalu saya jelaskan apa adanya. kata teman-teman saya, biarin saja, lah memang ga ada buktinya., bahkan ada yang mau menbuat potoshop bendera PKS di jembatanb kutai hehehe. ini menunjukkan bahwa orang Samarinda sendiri tidak perduli dengan permasalahan itu dan menyangkut2 politik. karena saya tahu, budaya politik di Samarinda memang tidak mengakar dan cenderung di cuekin lah bahasa kasarnya.

Selanjutnya saya pun menunggu nunggu jika ada laporan melihat bendera PKS terpampang di jembatan kutai. setelah sekian lama tidak ada jawaban, akhirnya saya berkesimpulan, tuduhan dari mas Iqbal itu berupa FITNAH yang tidak pantas dikeluarkan. mangapa saya katakan FITNAH? karena fitnah itu pada dasarnya adalah sebuah tuduhan yang tidak dapat dibuktikan oleh si pembuat tuduhan. dan saya menyebarkan broadcast lanjutan yang berisi mengapa saya broadcast bendera dan menjelaskan bahwa tuduhan itu berupa fitnah belaka.

mas Iqbal pun sampai sekarang tidak memberikan konfirmasi akan tuduhannya, bahkan tidak memberikan bukti satupun akan tuduhannya kepada saya dan PKS. dan anenya pula, dia pun menulis tuit kira2 seperti ini: Siapa yang menuduh orang memfitnah, maka itulah fitnah itu sendiri. silahkan cek di akunnya @stiq_bal, ya kalo belum dihapus sih hehehe.

nah lo..ini gimana sih? dia yang menyebarkan tuduhan tanpa bukti, lalu saya memberikan konfirmasi bahwa tuduhan itu tidak benar dan hanya fitnah lalu saya dikatakan sebagai tukang buat fitnah? nalar dan logikanya ada dimana? maaf jika saya terlihat emosi..namun saya ingin membukan mata lebar2 akan masalah ini.

dan satu lagi, selain tuduhan/fitnah yang memang ga punya dasar selain rasa kebencian kepada PKS/orang2nya di dalam, mas Iqbal juga tidak tepat dalam memakai bahan tuduhannya, yaitu musibah robohnya jembatan. Disaat tim sar masih melakukan evakuasi korban, disaat ada korban yang berjatuhan, disaat ada seorang suami/istri/ayah/ibu yang mencari tahu bagaimana keadaaan keluarganya, mas Iqbal masih dapat mengeluarkan tuit seperti itu. lalu, dimanakah NURANI-mu sebagai MUSLIM? dimanakan akhlaqnya sebagai manusia yang mengaku beriman menyikapi musibah, yang harusnya berkata "Innalillahi..." dan berdo'a semoga musibah ini dapat terselesaikan. tetapi mas Iqbal malah menggunakan momen ini untuk menyerang orang lain berupa tuduhan yang sama sekali tidak benar, dan hanya menebar kebencian. Dimanakah NURANI kita?

kita masih bisa menghirup udara segar di pagi hari, sementara para korban dan keluarga bersedih hati ditinggal sanak saudaranya...lalum koq bisa-bisanya kita jadikan bahan "nyinyir" untuk orang lain? dimana akhlaq kita?

Bukankah dalam sejarah, Rasulullah SAW adalah orang yang pertama kali menjenguk seorang musyrik yang sakit, padahal si musyrik itulah yang setiap hari selalu menghina Rasulullah. Lalu, kita yang katanya mencintai Rasulullah..., mengambil teladan dari beliau, ketika ada saudaranya nun jauh disana tertimpa musibah, dijadikan bahan nyinyir untuk menghina dan memojokkan saudaranya yang lain. dimana nurani kita? dimana bukti iman kita kepada Rasulullah?

Jika Mas Iqbal memiliki rasa benci terhadap saya dan PKS yang sudah mas cap sebagai orang musyrik karena bergabung dengan PKS, silahkan saja, hina saya habis-habisan..tetapi tolong dengan sangat.., jangan hubungkan musibah orang lain dengan permasalahan ini. Dan jika Mas Iqbal menuduh saya, tolong berikanlah bukti yang tegas dan jelas, jangan hanya sekedar tuduhan yang tidak berdasar, hanya bermodal kebencian..dan jatuhnya adalah fitnah..., Naudzubillahimindzalik. semoga kita dijauhkan dari hal2 tersebut.

Saya berharap, maksud dari tuit dari Mas Iqbal itu hanya sindiran kepada saya dan PKS untuk lebih ikhlas dalam bekerja, bukan mencari popularitas untuk mendapat suara.

Terakhir, bagi siapapun yang membaca tulisan saya ini, bukalah mata kita lebar-lebar, sikapilah masalah dengan jelas. jangan hanya karena kebencian kita kepada seseorang atau kelompok lalu membuat kita berlaku tidak adil. bukankah keadilan itu lebih dekat kepada takwa? mari sama-sama kita renungkan.

Musibah...bisa datang kepada siapa saja, mungkin kemarin giliran saudara2 kita di Tenggarong, lalu besok? siapa tahu giliran kita..dan tidak ada yang mengetahuinya selain Allah SWT. dan sudah diajari bagi kita selaku umat muslim jika mendapat musibah, sudah tertera dalam Surah Al Baqarah 156-157 :

"Orang-orang yang apabila tertimpa musibah mereka mengatakan:"inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kami ini milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya). Mereka itu mendapatkan salawat (pujian) dan rahmah. Merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Bagi kita yang mengaku sebagai orang beriman..pasti bisa menjalankan apa yang ada di ayat tersebut. bukan nyinyir atau menebarkan fitnah yang tidak dapat pertanggungjawabkan.

mungkin itu saja tulisan saya yang tidak karuan ini

ini hanya sebuah tulisan dari seorang yang bodoh, yang ingin terus belajar tentang Islam.

mohon maaf jika ada kekurangan... dan khusunya kepada Mas Iqbal, saya mohon maaf sedalam-dalamnya kepada anda, jika dalam tulisan saya ini terdapat hal-hal yang tidak berkenan...

Harapan Itu Masih Ada

Wallahualam bishowab

2 komentar:

Nurhayati Tarigan mengatakan...

Seperti pepatah: Hati orang dungu ada di lidahnya, sedangkan lidah orang pandai ada di hatinya. Allah maha melihat. lebih dr cukup, maafkan saudara kita! :)

Pejuang Setengah Hati mengatakan...

alhamdulillah saya sudah memaafkan sejak lama, dan sebenarnya ga mau bahas lagi, tetapi ada saja orang yg iseng yg ingin membuka lagi.., jadi ya..blog inilah wadahnya